Archive | April 2014

Growing stronger

First time to be here being hospitalized… I know u’re tough&strong, dear… Be patient, Allaah swt Maha Penyembuh… Tak ada penyakit yang tak ada obatnya. Syafakallahu… Will always be with u, my boy…. U can make it through… Really miss ur smile….

View on Path

YA ALLAAH, SEMBUHKAN ANAKKU…

Kamis 11 April 2014 hari kedua kami berada di rumah sakit. Ini hari ketiga Nobel demam sejak Selasa lalu. Belum ada perubahan berarti pagi ini, demam masih naik turun antara 37-39, trombosit jg menurun sekitar 50 ribuan dari awal yang 404 ribu.

Ini kali pertama Nobelo, 8 tahun, dirawat di rumah sakit. Selasa sore saat aku pulang kerja, Nobel mengeluh badannya panas demam. Memang pernah beberapa kali Nobel demam, tapi paling minum madu atau minum susu “BearBrand” langsung sembuh. Daya tahan tubuhnya cukup bagus meskipun susah makan, susah minum. Badannya cenderung kurus tapi Alhamdulillah tidak gampang sakit. Paling-paling olahraga atau kegiatan berat menjadi cepet lemes kehabisan tenaga tetapi tidak sampai membuatnya sakit berlama-lama. Namun, ternyata tidak untuk sakit kali ini.

Demam Nobel kali ini agak mengkhawatirkan, karena sesuai pantauanku via thermometer selama hampir 24 jam, suhu tubuhnya berkisar 39-40 derajat celcius. Tidak terbiasa dengan langsung memberinya obat turun panas, biasanya Nobel memang minum madu, susu dan air putih yang banyak. Ternyata belum berhasil juga menurunkan panas demamnya. Setelah 12 jam pun akhirnya Nobel minum obat penurun panas demam. Setelah tidur siang tetap tak ada perubahan. Setelah Ashar Nobel pun periksa ke rumah sakit terdekat.

Tgl 9 April nampankya bukan tanggal yang tepat untuk periksa ke dokter. Pemilu meliburkan semua sekolah, kantor bahkan dokter di rumah sakit. Kami tidak bias bertemu dokter anak yang biasa memeriksa Nobel, kami pun ke UGD dan Nobel diperiksa dokter jaga, dokter umum. Seperti biasa saat datang, perawat menimbang, dan dokter mulai memeriksa Nobel, bertanya hal standard spt pd umumnya: kenapa, sudah berapa lama, makan gimana, BAB gimana, sudah minum obat apa, kapan terakhir minum obat. Lalu dia sambil memeriksa dengan alat andalannya: stetoskop. Dokter mengkhawatirkan Nobel kena virus. Sepertinya dokter sudah cukup hafal dengan keluhan semacam yang dirasakan Nobel, dan tentu karena dokter bukan malaikat, dia tidak menebak-nebak asal diganosa, daripada salah, Nobel pun cek darah (mahal juga cek darah sekarang ya.. :D) . menunggu satu jam, keluar hasil cek darah dan Nobel positif terkena virus demam berdarah. Trombosit masih normal, tetapi virus sudah menyerang.

Aku langsung terbayang bagaimana ngerinya demam berdarah, bahkan sering memakan korban jika tidka segera diantisipasi. Virusnya terkenal cukup bandel dan licik, juga punya siklus berpola tertentu, varian nya juga banyak. Masih seramnya penyakit demam berdarah akhirnya membuat kami memutuskan, Nobel harus segera dirawat. Pertimbangannya Nobel susah makan minum dan muntah-muntah, sehingga sult mencegah turunnya trombosit kalau tidak banyak cairan masuk. Akhirnya untuk pertama kalinya, Nobel pun dirawat di rumah sakit. Pertama kalinya Nobel diinfus. Dokter anak yang menangani juga dokter anak yang cukup konsultatif dan solutif, sehingga tidak ada kendala selama proses pemeriksaan dokter hingga hari ini.

Suhu badan yang masih naik turun, badannya masih panas demam, tetapi tidak lagi mengigau seperti demam tinggi di malam pertama. Jumlah trombosit masih menunggu cek darah hari ini. Aku masih sangat berharap trombosit naik di hari ketiga ini, satu-satunya indikasi baik dari siklus demam berdarah, dan proses ini sangat jarang terjadi. Kuncinya sederhana, minum banyak cairan, tapi sulit buat si sakit ini. Memang banyak saran dari teman dan keluarga kalau minum makan ini itu supaya trombosit naik, mulai dari saran untuk minum sari kurma, angkak, Pocari Sweat (sebut merk), jus jambu, sate atau sop kambing, dan lainnya. Kami tidak menyangkal, juga tidak percaya begitu saja pada semuanya, meskipun tidak semua kami penuhi juga. Intinya aku percaya Nobel perlu minuman apapun yang cukup banyak: air putih, susu, teh, juice, tidak harus dengan merek tertentu. Nobel juga perlu makan banyak. Dokter sudah memberikan obat lewat suntikan infus, dan kurasa ini sudah cukup baik.

Seperti orang sakit kebanyakan yang juga sulit makan minum, Nobel pun baru agak bersemangat makan minum kemarin sore, dan bisa tidur nyenyak tadi malam. I do really hope a miracle happens… Trombosit naik, bisa rawat jalan. Bagaimanapun bagusnya kondisi rumah sakit, tetep nyaman di rumah…

Ini memang pengalaman pertama Nobel menginap di rumah sakit. Pengalaman yang tentu membuatnya tidak nyaman dan tidak mau lagi tidur di rumah sakit karena makanan yang tidak enak (baca: terlalu sehat), tidur yang harus serba diatur karena posisi infus di tangan, tontonan tive terbatas, tidak bias bermain, semua hal membuatnya bosan, setidaknya baru pagi ini Nobel bilang, ‘Bunda, aku bosan.” Ini senjata untuk membuatnya semangat makan minum supaya trombosit naik dan bisa pulang.

Sedihnya melihat jagoanku terbaring lemah di rumah sakit. Nobel memang tidak mengeluhkan sakit, tidak menangis dengan tindakan medis apapun, tidak menyebut pengen sesuatu padahal sudah ditanya berulang-ulang, kadang-kadang merengek saja karena bosan kurasa.Melihat kekuatannya, aku yakin dia bisa. Semua ada dan muncul dari dalam diri yang sakit. Nobel mulai semangat dan makin kuat, mulai bisa menikmati nonton tivi dan semoga ini pertanda baik Nobel akan segera membaik, tidak berlama-lama di rumah sakit ini.

Ayo nak…mas Nobel pasti bisa. Ayo dilawan virusnya… Cepat sembuh, cepat pulang dan bisa dating ke ulang tahun Raka, temen bermainmu di rumah… J Semangat, dear.. Banyak doa untuk kesembuhanmu… Yakin Allaah Maha Penyembuh…

“Ya Allaah, hilangkanlah rasa sakit anakku,

Sembuhkanlah.  Engkaulah Yang Maha penyembuh,

Tidak ada kesembuhanyang sejati kecuali kesembuhan yang datang dari Mu

Yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit dan penyakit lain.”

Amin yarabbal ‘alamiin..