Surat Cinta Untuk Anakku-12: Twelve, be well-behaved

1 Februari 2018

Untuk mas Nobel ku sayang,

Assalamu’alaikum wrwb,

Alhamdulillah genap 12 tahun usiamu tahun ini. Rasanya belum lama bunda gendong-gendong mas waktu bayi. Kalau lihat foto-foto dari bayi sampai sekarang, bunda terkenang dengan banyaknya moment yang sudah kita lalui. Si pipi chubby, si rambut mangkok yang senyum terus, yang suka banget bilang ‘No way!’ kalo lagi menolak dan marah. Time flies….12 tahun telah berlalu. Sekarang bunda udah gak kuat lagi bopong2 gendong mas Nob.

IMG_0460Kamu tahu mas makna usiamu ini? Usia 12 bagi laki-laki bisa dibilang usia yang mulai banyak beban tanggungjawab baik untuk diri sendiri, keluarga maupun masyarakat sekitar. Usia 12 juga masa transisi dari anak-anak menjadi remaja, meski sebagian anak sudah mulai usia 11 tahun. Usia 12 juga sebuah fase kehidupan menuju laki-laki dewasa.

Nanti akan banyak perubahan yang akan terjadi pada dirimu dan bahkan kau pun akan terkaget-kaget. Tapi tak usah khawatir nak, semua perubahan fisik dan emosimu nanti akan baik-baik saja. Seperti bunda bilang sebelumnya, semua itu proses alamiah. Kamu tidak sendirian, teman-temanmu pun akan mengalami hal yang sama. Maka ketika kau menghadapi perubahan itu, jangan takut, jangan khawatir, bunda ayah selalu siap untukmu.

Anakku sayang, usia 12 tahun ini pun kau bersiap-siap masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tidak SD lagi. Kamu akan menemukan teman baru, tempat belajar baru, belajar hal baru beserta tantangan baru. Kita sudah sepakat untuk memberimu kebebasan memilih tempatmu belajar: di rumah atau di sekolah atau di pesantren, swasta atau negeri, di Jabodetabek atau di luar. Kami sepenuhnya mendukung pilihanmu. Kami yakin pilihanmu adalah yang kau sukai sehingga kau akan antusias dan nyaman belajar. Mintalah petunjuk kepada Alloh swt untuk mendapatkan kecenderungan pilihan terbaikmu, nak.

Anakku sayang, jika nanti kau pilih pesantren untuk belajar, kami pun mendukungmu. Entah pilihan itu karena keinginanmu sendiri atau pengaruh teman-temanmu atau siapapun, jalanilah dengan kesungguhan. Bunda dan ayah akan terus mendukungmu. Tidak ada yang bisa kami berikan lebih selain ilmu yang dapat kau gunakan untuk hidup. Belajar ilmu-ilmu dunia itu penting, nak, tetapi ilmu agama jauh lebih penting bukan saja untuk kehidupan di dunia tetapi juga untuk di akhirat.

Nak, belajarlah dengan kesungguhan hati agar ada makna dan keberkahan di setiap prosesnya.  Pergilah belajar di manapun tempat di penjuru dunia ini bisa kau jangkau karena bumi Allah itu luas. Bersahabatlah dengan banyak orang dari manapun, tak perlu kau pandang sukunya, rasnya, agamanya, entah dia miskin atau kaya, berbaurlah. Temukan orang-orang baik di tempat-tempat yang baik, dan saling belajarlah tentang kebaikan.

Mas Nobel sayang, perlahan nanti kau akan semakin mengerti bahwa nilai akademik dan prestasi di sekolah itu tidak menjamin kesuksesan dan kebahagiaanmu. Bahkan tidak juga menjamin pekerjaan impianmu. Lebih jauh lagi, tak akan menjamin kamu masuk surga. 😀 Angka-angka itu bahkan kelak sudah tak dilihat lagi. Kecakapan dan pengalaman akan menjadi poin penting. Untuk hidup di masyarakat dan berkarya, bukan berdasar angka-angka prestasi akademik semata, tetapi juga AKHLAK yang mulia. Orang mungkin menyebutnya karakter.  Maka ingatlah nak, perbaiki terus akhlakmu. Berpeganglah pada Al Qur’an sebagai petunjuk kehidupanmu. Kuatkanlah fisik dan mentalmu. Rajin sholat, mintalah pertolongan hanya kepada Alloh swt sebagai tempat bergantung.

Anakku, mulai tahun ini mungkin kita tidak akan sering bersama. Sejujurnya bunda merasa berat melepasmu. Apalagi mas anak satu-satunya. Namun, waktu untukmu berpetualang telah tiba. Jalan kehidupanmu masih panjang, kesempatanmu masih banyak, maka kurelakan kau keluar dari ‘kotak’ ini. Terbanglah anakku, gapailah cita-citamu. Semoga bekal ilmu dan cinta yang kami berikan juga dari para gurumu, dari teman-temanmu dan orang-orang di sekitarmu akan cukup untukmu melanjutkan perjalanan panjang sampai kau menemukan banyak lagi baru. Hormatlah pada yang tua, sayangilah kepada yang lebih tua. Peliharalah akhlak baik, anakku.

Mas Nobel ku sayang, akan ada masa-masa dimana mas Nobel sendirian, bosan, kangen, sedih, atau menyesal atas pilihan. Banyak tantangan dan ujian kehidupan yang datang. Di titik itulah ingatlah pada niatmu dan cita-citamu. Tegaklah dan hadapilah semuany, nak. Mas tidak sendirian, kami akan terus mendukungmu dan Alloh ada bersama kita.

Jarak akan membuat kita memahami makna cinta. Bukan berarti bunda tidak menyayangimu ketika melepasmu pergi jauh. Meski nanti kita berjauhan, kita akan tetap berpelukan dalam doa, nak. Teleponlah kami saat kau merasa rindu, pulanglah saat kau libur, tetapi berdoalah memohon kepada Allah saat semua itu tidak bisa kamu lakukan segera. Allah swt satu-satunya tempat curhat yang paling setia, satu-satunya yang dapat menolong kita tanpa pamrih, satu-satunya yang terpercaya memberikan solusi terbaik, maka kita pasrahkan semua padaNya.

Sekali lagi ingatlah nak, akhlak itu yang utama. Insyaallah kau akan bahagia dunia akhirat dan menolong ayah bunda kelak di hari akhir. Belajarlah, bertumbuhlah, bermaknalah, berakhlaklah, anakku. Barakallah fii umrik. Semoga usiamu penuh berkah Alloh swt. Aamiin yra.

Be well-behaved, nak.

Wassalamu’alaikum wrwb

Love,

bunda

Leave a comment